Jumat, 21 Januari 2011

Singapura: Layanan Dokumen Elektronik Tekan Pengunjung Kemenaker

sumber

Kunjungan pengunjung ke Kementerian Tenaga Kerja Singapura semakin berkurang. Ini pertanda keberhasilan dari sistem yang dibangun di Kementerian tersebut, yakni sistem penyampaian dokumen secara elektronik.

Pengenalan sistem tersebut berhasil mengurangi kunjungan harian yang selama ini dilakukan oleh pihak-pihak yang menyerahkan dokumen terkait ketenagakerjaan. Hariannya, www.futuregov.asia melansir bahwa 75% penyerahan dokumen melalui sistem penyampaian dokumen elektronik. Hasil dari iSubmit menyebutkan bahwa jumlah pengunjung Kementerian ini turun dari 400 sampai 100.
Rencananya, penambahan aplikasi akan dilakukan pada Februari. Mulai bulan tersebut, masyarakat dapat mengirimkan dokumen pendukung untuk aplikasi berhenti kerja dan permohonan online, serta menyediakannya penerimaan dan pemberitahuan dengan perkiraan waktu pengolahan (data). Sisi lainnya, staf Kementerian dapat mengambil dokumennya yang di-upload tersebut.
Sekretaris Deputi Kementerian Tenaga Kerja Singapura Aubeck Kam mengatakan, yang dilansir dalam www.futuregov.asia, pihaknya telah mampu penggabungan sederhana namun fiturnya bermanfaat, seperti pilihan tambahan e-mail untuk kliennya, para bos, dan kolega, serta ringkasan surat elektronis yang diminta untuk kemudahan pengajuannya.

Arif Hatta (hatta@wartaekonomi.com)

RI Berpeluang Menjadi Penyedia Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Indonesia tidak hanya akan menjadi pengguna teknologi informasi dan komunikasi (TIK),  tapi ternyata Indonesia juga memiliki peluang untuk menjadi penyedia untuk sektor teknologi informasi dan komunikasi, demikianlah yang dilansir pada Investor Daily (11/01/2011).

Mengutip dari Metronews.Com (7/01/2011), bila dilihat peringkat Indonesia pada World Economic Forum (WEF), daya saing Indonesia berada pada posisi 44 dan untuk inovasi menduduki peringkat 36. Setelah melihat angka ini Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata, dalam acara International Workshop on Digital Imaging (iWait) 2011 mengatakan bahwa sumber daya Indonesia memiliki kapasitas yang memadai termasuk dalam sektor TIK. Tapi ternyata kesempatan Indonesia mengembangkan inovasi dalam sektor TIK tidak didukung oleh aplikasi teknologi yang diterapkan dalam industri di Indonesia, yang menduduki peringkat 91. Sangat jelas, bahwa terdapat jarak antara kemampuan untuk berinovasi dengan aplikasi teknologi, dan seharusnya pemerintah melakukan sesuatu untuk dapat memperkecil jarak ini.

“Persoalannya adalah kurangnya aplikasi inovasi teknologi tersebut dalam industri meski terjadi permintaan atas kecanggihan TIK yang terus tumbuh”, ujar Suharna Surapranata. Ia mengatakan bahwa kasus ini terjadi pada sektor industri telepon seluler dimana 180 juta pelanggan telepon seluler di Indonesia ingin mendapatkan layanan teknologi yang lebih berkembang, namun sayangnya infrastruktur TIK di Indonesia masih kurang.

Seperti dikutip dari Investor Daily (11/01/2011), Suharna Surapranata berkata, “Pemerintah berkomitmen untuk membangun panggung agar ada kolaborasi antara peneliti dan dunia usah termasuk dengan menyediakan  infrastruktur seperti akses pita lebar (broadband) maupun lebar pita (bandwidth) yang mencukupi”. Komitmen ini termasuk adanya pembangunan proyek Palapa Ring yang sudah dimulai dari tahun 2009 dan menurut rencana akan selesai di tahun 2012.“Bila proyek tersebut sudah selesai, puluhan ribu desa dapat terkoneksi internet, ini juga salah satu bentuk usaha pemerintah untuk membangun sinergi dengan semua pihak yang berkepentingan,” jelasnya.


Gilang Widya

(gilang@wartaekonomi.com)

Negara Malta dinobatkan sebagai juara e-Government

sumber

Komisi Eropa menobatkan negara Malta sebagai juara untuk e-Government. Menurut situs publictechnology.net (16/1), Malta dinobatkan sebagai pemenang untuk e-government dengan mengalahkan negara anggota uni eropa lainnya serta Kroasia, Turki, Islandia dan Swiss.
 
Mengutip publictechnology.net (16/1), posisi negara Malta itu sendiri dirangkum dalam ringkasan laporan tentang Sembilan benchmarking untuk e-Government. Laporan tersebut mengukur posisi e-government dari enam indikator yang berkaitan dengan kematangan penyediaan layanan dan ketersediaan sistem lelang secara elektronik (e-procurement). Malta mendapat skor 100% untuk lima indikator dan 76% untuk indikator ke enam, yaitu e-procurement, dalam laporan itu. 
 
Dalam wawancara dengan publictechnologynet (16/1), Menteri untuk transportasi, komunikasi dan Informasi negara Malta, Hon Dr. Austin menekankan pentingnya internet untuk mentransformasikan dan meningkatkan penyediaan layanan publik. Dalam wawancaranya tersebut, dia mengungkapkan bahwa perkembangan administrasi dan teknologi telah dikonvergensikan dalam sistem e-government di Malta, yang membuatnya unggul di atas kurva. 
 
Memang layanan publik secara elektronik dapat memberikan beberapa keuntungan. Pertama, layanan elektronik publik tersebut meningkatkan efisiensi penyediaan layanan publik. Selain itu, sistem layanan elektronik itu dapat meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pemerintah dalam memberikan layanan publik. 
 
Albert Hasudungan (albert@wartaekonomi.com)